Senin, 23 April 2012

Traveling dalam Kajian Konsumsi

Di semester ini mata kuliah yang menurut aku lumayan menarik itu Kajian Konsumsi dan Gaya Hidup. Mata kuliah ini bahas banyak banget tentang kegiatan konsumsi yang kita lakukan sehari-hari, sadar atau engga. Kuliahnya tiap hari Senin jam 7 pagi. Untungnya mas Irwan (dosen yg ngajar makul ini) bisa bawain materi dengan cara yg menarik, hmm lucu-lucu dikit lah. Lumayan kan daripada ngantuk hehehe. Tapi ngelucunya juga berbobot kok kalo menurutku, mungkin kalo dia ikutan stand up comedy yang lagi heboh itu bisa bikin ketawa banyak orang. okee balik ke mata kuliahnya lagi, tadi pagi bahasan mata kuliah ini tentang Sistem Sosial Konsumsi. Jadi kegiatan konsumsi yang kita lakukan itu ada yang barangnya tangible atau nyata ada juga yang intangible atau engga nyata. Traveling termasuk ke dalam konsumsi yang intangible. Artinya ga ada bentuk barang yang nyata yg kita konsumsi. 

Udah tau dong kalo aku hobi jalan-jalan, khususnya jalan-jalan naik kereta. Jadi selama kuliah tadi pagi itu aku nyoba nyambung-nyambungin kegiatan jalan-jalan aku sama teori yang di kasih sama mas Irwan. Hmm mungkin ini agak sedikit ngaco, jujur aku juga belum baca lebih jauh tentang teori teori ini. Tapi aku cuma pengen share aja sama apa yang aku pikirin. 

Jadi di kegiatan konsumsi itu ada yang namanya tataran konsumsi. Nah tataran konsumsi ini kebagi jadi lima tataran. Tataran pertama itu Biological scale, trus ada micro individual scale, micro social scale, mezzo social scale sama yang terakhir ada macro social scale. Di tulisan kali ini aku pengen liat kegiatan konsumsi yang aku lakuin dikaitkan sama teori ini. hihihi sok-sokan dikit gapapa lah :P

Tataran pertama yaitu biological scale, di tahapan ini individu khusunya aku ngelakuin traveling karena desakan kebutuhan biologis. Aku yakin setiap orang pasti ada dorongan dalam diri mereka buat keluar dari rumahnya, melihat daerah lain, cari pengalaman dll. Nah dorongan biologis ini ada di setiap individu, namanya juga makhluk hidup yakaan :D

Yang kedua itu micro individual scale. Di tataran ini terkait dengan semua bagian dari personality seseorang, aku juga belum begitu jelas tentang bagian yang ini hehehe. Hmm mungkin ya tataran inilah yang nentuin si individu tadi mau kemana dan ngapain, ada yang lebih suka ke gunung mungkin. Atau sebagian orang ada yang lebih suka ke pantai. Daaaan ada yang suka naik kereta, ada juga yang lebih suka naik moda transportasi yang lain. hehe

Di tataran ke tiga, micro social scale ini ada hubungannya dengan keberadaan/identitas seseorang. Batas identitas individu tadi mulai meluas, jadi ga cuma ada pada tataran individu aja. Jadi, di kelas sosial mana kamu berada atau di kalangan apa kamu kerja, hidup atau tinggal pasti bakalan pengaruh sama cara traveling yang kita lakuin. Misalnya gini deh, bayangin aja aku udah kerja di perusahan Internasional yang bergerak di bidang pariwisata (hehe amin), tapi aku sendiri sebagai salah satu bagian disana belum pernah ke Hawai sedangkan temen-temen sekantor yang lainnya udah. Nah biar gak ketinggalan-ketinggalan banget aku bakalan usaha dong biar bisa kesana, atau seenggaknya bisa ketempat yang mirip-mirip sama Hawai :P intinya ada pengaruh dari dunia di luar individu kita sendiri gitu deh hehe

Keempat ada mezzo social scale, di tataran ini udah muncul institusi sama pranata-pranata sosial. Gampangnya udah ada organisasi gitu deh. Nah yang terakhir ada macro socia scale, atau way of life atau juga life style. Dari kelima tataran tadi akhir dari suatu konsumsi adalah life style. Mungkin karena aku ikutan komunitas pecinta kereta api jadi "konsumsi" ku buat jalan-jalan naik kereta lebih besar kapasitasnya daripada orang lain. Dan ini udah jadi life style ku sendiri. 
kalo ada istilah hungry shopper sama rational shopper, mungkin ada istilah hungry traveler sama rational traveler juga. (kalo emang ada istilah ini bagus lah, kalo ga ada ya aku buat sendiri *mekso* atau mungkin ada istilah yang lebih baik?) Hungry Traveler itu dulu cuma dilakuin sama kalangan-kalangan tertentu aja, tiket kereta mahal loh. Nah sekarang ada tiket promo kan, jadi aku lihat mulai ada perubahan-perubahan dimana tingkat mobilitas seseorang jadi makin tinggi. Traveling sekarang juga jadi mass consumption. Sebaiknya kita jadi traveler yang rasional aja. Jadi melakukan perjalanan emang karena itu adalah kebutuhan, bukan keinginan (kadang ini yang susah. hahahaha)

Okee itu lah yang tadi pagi aku pikirin. Ini murni baru dari pemikiran aku aja, kaya yang tadi aku sebutin aku belum baca lebih jauh tentang teori ini. Mungkin ada temen-temen yang baca tulisan ini dan lebih ngerti terus ada dari bagian tulisan ku yang kurang tepat boleh loh aku di kasih tau ;) biar ga salah kaprah dan bisa jadi bermanfaat buat kita semua :)