Semester 3 lalu, aku ambil salah satu mata
kuliah pilihan yang di ampu sama Mas Made ( Drs. Pande Made Kutanegara) &
Mas Hardi (Ketua Paguyuban Guide Yogyakarta) yaitu Antropologi
Pariwisata. Sama sekali ga nyesel ambil mata kuliah ini, selain nambah
pengetahuan, mata kuliah ini juga bikin aku hobi jalan-jalan. Pernah Mas Made
nanyain kita udah pernah jalan kemana aja, dan kebetulan saat itu aku belum
pernah ke luar pulau Jawa hehe. Beruntungnya bulan Oktober aku jalan sama
Gengki dan nginep di rumah dia di Madura. Madura udah bukan pulau Jawa lagi kan
:P Pokoknya seru banget deh mata kuliah ini, aku saranin (buat yang kuliah di
Antropologi khususnya) buat ambil mata kuliah ini.
Disini aku mau berbagi ilmu sedikit dari
yang aku tau tentang Antropologi Pariwisata.
Yang pertama kali muncul di benak kita
mungkin pertanyaan "kenapa harus studi mengenai pariwisata?"
Kegiatan pariwisata saat ini adalah salah
satu kegiatan yang digemari oleh hampir semua orang (tidak ekslusif) dilakukan
oleh berbagai macam bangsa, ras dan etnik, yakaaan? :D Pariwisata ini bersifat
sangat dinamis, sehingga secara terus menerus perlu sebuah kajian dan analisi.
Dalam prakteknya sendiri, pariwisata juga telah mempertemukan dua kebudayaan
yang berbeda, perbedaan norma, nilai kepercayaan dan kebiasaan sehingga
pariwisata telah membentuk institusi dan kebudayaan baru di berbagai belahan
dunia.
Dari sisi Antropologi, kenapa Pariwisata
dikaitkan dengan Antropologi?
Antropologi berusaha untuk
membuktikan adanya kekhususan-kekhususan manusia dan kebudayaannya. Ahli
antropologi berusaha menolak penjelasan-penjelasan (teori) yang bersifat umum;
mereka berusaha menunjukkan bahwa yang umum itu tidak berlaku untuk semua
masyarakat.
Seorang ahli antropologi juga berusaha
menjelaskan perbedaan ciri antara masyarakat satu dengan yang lain; menjelaskan
persamaan-persamaan ciri antar satu masyarakat dengan masyarakat yang lain;
dan mengapa muncul perbedaan dan persamaan tersebut. Dari
sinilah saya rasa seorang Antropolog akan mampu melihat lebih jauh (mendalam)
ketika mereka mengalami suatu peristiwa dalam perjalanan yang mereka lakukan.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, Antropolog menolak teori-teori tentang
masyarakat yang bersifat umum, oleh karena itu dari perjalanan yang dilakukan
tersebut seorang antropolog akan mampu menghasilkan sebuah pengertian/teori
atau pernyataan baru tentang sebuah masyarakat dan dihasilkanlah kebijakan yang
sesuai.
Ada juga beberapa hal yang menarik menurut
saya diantara hubungan Ilmu Antropologi dan Tourism ini,
misalnya Ilmu Antropologi pada awalnya berkembang karena adanya
catatan-catatan perjalanan dari beberapa musafir yang berangkat atau pergi ke
negara-negara di luar Eropa. Hal ini menunjukan pada zaman dahulu sudah ada
rasa ketertarikan dari seseorang yang ingin melihat dunia luar.
posisi Antropologi sendiri dalam
Pariwisata bisa ditunjukan dalam beberapa hal berikut ini:
· Sudut pandang yang
dipakai antropologi adalah emik
·
Studi tentang the other’s (wisatawan, guide,
pelaku usaha, dan komunitas penerima)
·
Pendekatan dan analisis: mikro
·
Menggunakan teknik etnografi (kualitatif)
·
Menghasilkan tulisan tentang the impact of tourism for local
people
·
Respon local people terhadap tourism
Nah udah tau kan sekarang kenapa kita
belajar tentang pariwisata? Sebenernya aku berharap lebih di mata kuliah ini,
masih banyak ilmu yang belum aku dapet, dan masih belum banyak juga praktek
yang aku lakuin supaya pariwisata di Indonesia bisa lebih maju dari sekarang
ini. Kontribusi sekecil apapun dari kita aku yakin bakalan bantu banget buat
kemajuan pariwisata negara kita. Yuk mulai dari sekarang kita bantu Pariwisata
di Indonesia supaya lebih baik, mendatangkan banyak wisatawan, tetapi tidak
lupa dengan jati diri Bangsa ;)
"Anthropology have observed the growing impact of
tourism throughout the world, but burried their data in field notes
and only occasionally published peripheral articles, as if tourism were not a
scientific or scholarly subject"
Sumber : Catatan Kuliah & Slide
Presentasi Mata Kuliah Antropologi Pariwisata